Sabtu, 21 November 2009

Cabai..Wow Pedas Tapi Asyik


Siapa yang tidak kenal cabai? Sensasi rasa pedas yang ditimbulkannya membuat siapapun ketagihan ingin mencobanya lagi.
Sebenarnya bagian manakah dari cabai yang paling pedas? Apakah bijinya seperti anggapan banyak orang? Ternyata bagian yang paling pedas adalah selaput-selaput / urat putih tempat melekatnya biji. Karena itu, untuk mengurangi rasa pedasnya, biasanya cabai merah dibuang bijinya berikut uratnya. Kapsaisin cabai bersifat stomakik, yakni dapat meningkatkan nafsu makan. Belum lagi kemampuannya merangsang produksi hormon endorphin yang mampu membangkitkan sensasi kenikmatan. Itulah sebabnya banyak orang makan cabai ketika kepala pusing. Rasa pedas yang ditimbulkannya ternyata mampu menghalangi aktivitas otak untuk menerima sinyal rasa sakit.
Apabila cabai dimakan, senyawa-senyawa kapsaisin berikatan dengan reseptor nyeri di mulut dan kerongkongan sehingga menyebabkan rasa pedas. Kemudian reseptor ini akan mengirimkan sinyal ke otak yang mengatakan bahwa sesuatu yang pedas telah dimakan. Otak merespon sinyal ini dengan menaikkan denyut jantung , meningkatkan pengeluaran keringat, dan melepaskan hormon endorfin.
Senyawa kapsaisin ternyata tak hanya merangsang nafsu makan, tetapi juga menjadi obat. Kapsaisin juga mengencerkan lendir sehingga melonggarkan penyumbatan pada tenggorokan dan hidung, termasuk sinusitis. Kapsaisin juga bersifat antikoagulan dengan cara menjaga darah supaya tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak lemak pada pembuluh darah. Tak heran, orang yang sering makan cabai kemungkinan kecil menderita penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis). Itu berarti juga kecil kemungkinan menderita serangan stroke, jantung koroner, dan impotensi. Nah, buat anda yang ketagihan makan cabai ternyata tidak rugi bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar