Jumat, 25 Desember 2009
Dibalik Kelezatan Seafood, Ada Kelestarian Hayati Laut Yang Terancam!
Produk seafood Indonesia terancam kelangsungannya ketika kawasan pesisir dan perikanan karang memberi tekanan yang sangat tinggi pada populasi dan kelangsungan hidup ikan. Beberapa jenis ikan dan udang mengalami overfishing akibat permintaan pasar yang deras pada produk-produk seafood, tanpa memberi kesempatan recovery pada populasi mereka di alam.
Apa saja jenis ikan dan udang yang mulai terancam kelangsungan hidupnya akibat menjadi bulan-bulanan penggemar seafood?
Lobster (udang karang)
Lobster, ikan hiu dan kerapu membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk tumbuh dan menjadi dewasa. Lobster dan kerapu pada umumnya ditangkap dengan cara menyemprotkan racun. Racun tersebut juga membunuh terumbu karang dan satwa laut lainnya. Hanya sedikit bayi lobster yang mampu bertahan hidup dan menjadi dewasa di alam. Sementara untuk saat ini masih sedikit teknologi yang mampu mengembangbiakkan lobster secara budidaya.
Ikan Hiu
Sirip ikan hiu diambil dari ikan hiu yang seringkali tertangkap dalam jaring atau rawai (longline), dimana lumba-lumba, penyu, burung dan satwa laut lainnya turut menjadi korban. Daging ikan hiu seringkali dibuang setelah siripnya dipotong. Bayi ikan hiu semakin jarang ditemukan karena adanya penangkapan ikan hiu dewasa secara besar-besaran (penangkapan yang berlebihan atau over-fishing), sehingga tidak mampu memperbaiki populasinya
Udang
Udang ditangkap dengan menggunakan jaring pukat yang merusak ekosistem dasar laut didekatnya, dan membawa tangkapan-sampingan (by-catch) antara lain penyu dan mamalia laut. Banyak bayi-bayi udang yang tertangkap oleh nelayan, sehingga populasi udang semakin menurun akibat kurangnya regenerasi. Udang juga diternakkan dalam tambak, yang dibangun dengan menebang hutan bakau (mangrove) serta menggunakan bahan kimia yang buangannya dapat merusak ekosistem sekitarnya. Tanpa pohon bakau, garis pantai akan terkena erosi dan tempat perkembangbiakan alami ikan akan hilang.
Ikan Kerapu
Hanya sedikit bayi kerapu yang mampu bertahan hidup dan menjadi dewasa di alam akibat banyaknya predator termasuk manusia. Bahkan untuk jenis Kerapu Bebek pengambilan telah dilakukan sejak ukuran jari (fingerling) untuk ikan hias. Ikan karang seperti kakap, kerapu, baronang, ekor kuning, kambing-kambing dan butana, seringkali ditangkap dengan bahan peledak. Ledakan tersebut menghancurkan karang sampai puluhan tahun ke depan, dan kadangkala terumbu karang tidak mampu pulih. Ikan laut dalam seperti tenggiri, tuna dan bobara/kue dapat dijadikan makanan yang lezat dan mudah diolah.
Tahukah anda:
Kombinasi ancaman dari perikanan dan cara penangkapan yang merusak telah menyebabkan habisnya cadangan ikan karang dan ikan tepi pantai di banyak kawasan di Indonesia. Apa hubungannya hal ini dengan Anda? Tidak semua kawasan di Indonesia mengalami kehancuran dan masa depan yang suram. Dengan berhati-hati memilih serta mengkonsumsi hidangan laut, Anda dapat membantu membuat segalanya lebih baik.
Anda dapat menggunakan petunjuk berikut ini saat memilih seafood. Bila memungkinkan, mintalah seafood yang masuk dalam daftar AMAN (hijau). Ada beragam seafood yang sehat dan bergizi.
Berhati-hatilah dan perhatikan saat Anda memilih seafood dari daftar KURANGI (kuning). Produk-produk ini seringkali tidak dihasilkan dari cara penangkapan yang lestari atau yang ramah lingkungan.
Hindarilah memesan seafood dari daftar HINDARI (merah). Seafood dalam daftar ini mengalami penurunan populasi yang serius di alam dan dalam proses penangkapannya memungkinkan terjadinya by-catch terhadap satwa langka atau dilindungi. Sumber: Marinebuddies.org
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar