Minggu, 31 Januari 2010

Sumatera Barat Akan Memilki Kebun Raya.

Sumber:LIPI
Masyarakat Sumatera Barat sebentar lagi boleh bergembira Karena tak lama lagi akan dibangun sebuah Kebun Raya (Botanical Garden) seperti yang terdapat di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat. Berita baik ini ini disampaikan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui situs resminya.

Pembangunan Kebun Raya ini melibatkan kerjasama antara LIPI dengan Departemen Pekerjaan Umum. Lokasi yang dipilih adalah kawasan perkebunan di Nagari Aripan, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok. Selama ini, lokasi tersebut dikenal sebagai kawasan wisata alam di Kabupaten Solok. Peninjauan lokasi telah dilakukan oleh Kepala Satker Non Vertikal Tertentu (SNVT) Sekretariat Jenderal Departemen PU, Yennel S.Suzia bersama Duta Kebun Raya, Ikang Fawzi.

Menurut Yennel, pembangunan kebun raya di Aripan merupakan program dari pemerintah pusat. Selama ini pemerintah melihat banyak kebun raya, cagar budaya dan objek wisata yang tidak begitu terkelola. Padahal, di kawasan tersebut memiliki potensi besar dan banyak keanekaragaman hayati di dalamnya. Semua keanekaramagan itu, jika tidak dilestarikan, maka akan musnah.

Di dalam kawasan wisata alam ini terdapat banyak keanekaragaman hayati. Pembangunan kebun raya ini akan sama halnya dengan Botanical Bali atau Kebun Raya Bogor. Bedanya Kebun Raya Bogor dengan Kebun Raya Aripan, Kebun Raya Aripan murni hasil karya bangsa sendiri, sedangkan Kebun Raya Bogor merupakan peninggalan pemerintahan Belanda dulu.

Pembangunan kebun raya ini direncanakan akan dilakukan dalam tahun ini juga, karena master plan kebun raya telah disiapkan DPU, sambil menunggu inpres dan kebijakan dari Pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Nantinya Kebun Raya Aripan akan dikelola sepenuhnya oleh pemerintah daerah.
Pembangunan kebun raya tersebut nantinya dirancang dalam bentuk rencana program jangka menengah (RPJM) dan rencana program jangka panjang (RPJP). Seiring waktu pembangunan, kebun raya tersebut sudah dapat dimanfaatkan sebagai kawasan penelitian dan rekreasi bagi umum maupun kalangan akademisi.

Rabu, 27 Januari 2010

Ilmuwan Jepang Temukan Plastik Dari Bahan Dasar Lumpur


Sumber Berita: Planethijau.com

Hingga saat ini plastik memang belum menemukan bentuknya yang ramah lingkungan. tetapi berbagai usaha telah banyak dilakukan, termasuk satu diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Jepang yang dipimpin oleh Takuzo Aida.

Apa yang dilakukan tim ilmuwan dari Jepang tersebut memang tetap tidak jauh-jauh dari kata bumi, hanya saja kali ini bukan minyak bumi yang digunakan tetapi bumi dalam artian tanah liat. Menurut tim tersebut, mencampurkan tanah liat dan air atau lumpur serta bahan penebal khusus dalam persentase yang tepat bisa menghasilkan plastik yang kuat dan bisa memperbaiki diri atau disebut juga dengan hydrogel, yang 98% bagiannya adalah air. Sama seperti plastik yang terbuat dari bahan minyak bumi, plastik ini pun bisa dibuat dan dicetak dalam berbagai bentuk, bahkan waktu yang dibutuhkan untuk menjadi sebuah bentuk juga singkat, hanya 3 menit.

Bagian terpenting dari plastik jenis ini adalah sodium polyacrylate, sebuah material yang mempunyai kemampuan menyerap air dalam jumlah besar. Menurut tim tersebut, kemampuannya mencapai 300 kali berat material tersebut.

Lebih ramah lingkungan? Jika kaitannya dengan emisi karbon dan polusi yang ditimbulkan, tentu plastik ini jauh lebih ramah lingkungan. Tetapi ada satu hal yang memerlukan penelitian lebih jauh. Menurut tim tersebut, meski bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan alami, tetapi bahan-bahan tersebut bisa mengakibatkan gangguan sistem endokrin jika tidak ditangani dengan benar.

Jika penelitian yang juga telah dipublikasikan dalam jurnal Nature tersebut mencapai hasil yang diharapkan, maka langkah besar telah dibuat. Lumpur kelak menjadi jauh lebih bernilai dibandingkan hanya menjadi penyebab kekesalan akibat kotor yang ditimbulkannya.

Rabu, 20 Januari 2010

Bunga Edelweiss, Si Cantik Yang Abadi


Bagi para pendaki gunung, bunga edelweiss tentu bukan bunga yang asing lagi. Yah, bunga cantik ini memang akrab dengan para pendaki dan mengilhami banyak orang melalui keindahan dan keabadian yang ditampilkannya. Tak heran kalau bunga ini disebut sebagai bunga abadi, karena mekar dalam waktu yang cukup lama.

Bunga edelweis asli atau yang sering disebut dengan everlasting flower sebenarnya adalah bunga Leontopodium yang hanya ada di pegunungan alpen, bukan bunga edelweis jawa atau Anaphalis javanica. Tapi apa daya sudah terlanjur, karena bunga ini yang sebenarnya bunga adalah serbuk kuning yang dalam waktu 1-3 hari setelah mekar akan rontok dan menyisakan kelopak bunganya saja. Kelopak bunga yang tahan lama inilah yang sering 'dicolong" oleh para pendaki gunung. Dan mereka pun akhirnya kecolongan karena hanya membawa kelopak bunga abadi.

Bunga edelweiss jawa memiliki klasifikasi sbb:
Kingdom: Plantae
(unranked): Angiosperms
(unranked): Eudicots
(unranked): Asterids
Order: Asterales
Family: Asteraceae
Genus: Anaphalis
Species: A. javanica
Binomial name Anaphalis javanica

Bunga edelweiss merupakan spesies tanaman berbunga endemik yang banyak ditemukan di daerah pegunungan di Jawa, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Lombok. (Sumber: Wikipedia)
Bunga edelweiss yang menyukai sinar matahari penuh ini dalam ukuran dewasa dapat mencapai 8 meter tingginya, tapi pada umumnya hanya mencapai tinggi kurang dari satu meter. Bunga edelweiss umumnya terlihat antara bulan April – Agustus, dimana pada sekitar akhir Juli – Agustus merupakan fase mekar terbaiknya.

Bunga edelweiss (Anaphalis javanica) sangat popular dikalangan wisatawan. Bunga ini dikeringkan dan dijual sebagai souvenir. Kondisi ini menyebabkan spesies tanaman ini mengalami kelangkaan . Di wilayah gunung Bromo – Tengger Jawa Timur, tanaman ini dianggap punah. Jumlahnya yang terus menurun membuat tanaman ini termasuk yang dilindungi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango , Jawa Barat. Larangan untuk memetik bunga ini terpampang jelas, namun kerapkali pemetikan bunga edelweiss sulit dihindarkan dari tangan-tangan jahil yang mencoba menyelundupkan bunga tersebut.

Kabar gembiranya, bunga edelweis jawa (Anaphalis javanica) ini sudah banyak dibudidayakan oleh para petani di daerah Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah. Para petani ini membudidayakannya dengan cara menanam anakan yang tumbuh dari biji dan tersebar di sekitar pohon induknya serta ditanam di daerah dataran tinggi lebih dari 1000 m dpl, pada tanah liat berkapur atau berpasir dengan pH (keasaman tanah) antara 4-7.

Kesadaran kita untuk menjaga kelestarian bunga edelweiss membutuhkan niat yang kuat, jangan sampai keindahan alam yang diberikan sang Pencipta ini akan hilang dari pegunungan Indonesia sepuluh atau duapluluh tahun mendatang.

Sabtu, 16 Januari 2010

Hati-Hati Dalam Memilih Botol Susu Bayi



Setiap ibu yang masih memiliki bayi atau balita yang masih menyusui, tentu akan membutuhkan botol susu bagi buah hatinya. Namun akhir-akhir ini, banyak rumor berkembang mengenai bahaya plastik bagi kesehatan manusia. Memang botol susu bayi umumnya terbuat dari plastik dan banyak orang meragukan kandungan bahan yang terdapat pada plastik aman bagi manusia.

Perlu dipahami, bahan plastik sebenarnya bukanlah bahan yang berbahaya bagi kesehatan, jika digunakan sesuai dengan keterbatasan sifat bahan tersebut. Keterbatasan bahan ini utamanya adalah dalam hal ketahanannya terhadap suhu tinggi. Kebanyakan bahan plastik akan melunak jika terpapar suhu mendekati 100 derajat celcius, yakni suhu dimana air mendidih, dan itu akan mengakibatkan kekuatannya berkurang. Namun demikian ada jenis plastik yang memang tahan hingga suhu sekitar 100 derajat celcius, misalnya polistiren dan melamin.

Anda juga harus tahu bahwa sebagian besar botol susu terbuat dari polikarbonat, yaitu plastik kaku yang memiliki potensi melarutkan bisphenol A dalam susu si kecil. Bisphenol A (BPA) telah lama diketahui sebagai penyebab beberapa masalah kesehatan, seperti gangguan hormon dan obesitas.
National Toxicology Program (sebuah badan dalam Departemen Kesehatan Amerika Serikat yang mengurusi penggunaan bahan kimia pada barang kebutuhan sehari-hari) mengungkapkan ada beberapa permasalahan saraf yang berhubungan dengan perilaku anak, akibat paparan BPA.

BPA adalah zat beracun yg sering ditemui di botol susu plastik yg dijual di pasaran. Zat beracun itu akan bereaksi bila botol susu sering dipanaskan/disteril. Seringkali botol susu yang kita beli adalah jenis plastik PC (polycarbonate).

Untuk jenis plastik yg BPA free adalah PPSU,PES,PP. Ciri2 nya adalah warna botolnya yg agak berwarna kekuning2an dan biasanya tertera jenis tulisan PPSU/PES/PP.
Botol plastik yang aman untuk si kecil adalah botol yang berlambang #2 HDPE, #4 LDPE and #5 PP
. Plastik tersebut dibuat dari polypropylene atau polyethylene yang diketahui tidak melarutkan zat karsinogen, penyebab masalah kesehatan. Untuk mengetahuinya Anda tinggal melihat lambang #2, #4 dan #5 yang berada dibagian bawah botol.

Rabu, 13 Januari 2010

Burung Cendrawasih, Si Cantik Langka Dari Papua



Siapa yang tidak kenal dengan burung cendrawasih nan indah ini? Satwa langka dari Papua ini sejak dulu telah memikat hati banyak orang. Burung cendrawasih yang menjadi fauna kebanggaan dan identitas dari Papua ini hidup di hutan lebat atau di dataran rendah dan kebiasaannya bermain di pagi hari saat matahari mulai menampakkan cahaya di ufuk .

Burung cendrawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae dari ordo Passeriformes. Mereka ditemukan di Indonesia timur, pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, dan Australia timur. Burung anggota keluarga ini dikenal karena bulu burung jantan pada banyak jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau kepalanya. Ukuran burung cendrawasih mulai dari Cendrawasih Raja pada 50 gram dan 15 cm hingga Cendrawasih Paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cendrawasih Manukod Jambul-bergulung pada 430 gram.

Burung-burung cendrawasih terdiri dari 13 genus dan yang paling terkenal adalah anggota genus Paradisaea, termasuk spesies tipenya, cendrawasih kuning besar, Paradisaea apoda. Jenis ini dideskripsikan dari spesimen yang dibawa ke Eropa dari ekpedisi dagang. Spesimen ini disiapkan oleh pedagang pribumi dengan membuang sayap dan kakinya agar dapat dijadikan hiasan. Hal ini tidak diketahui oleh para penjelajah dan menimbulkan kepercayaan bahwa burung ini tidak pernah mendarat namun tetap berada di udara karena bulu-bulunya. Inilah asal mula nama bird of paradise ('burung surga' oleh orang Inggris) dan nama jenis apoda - yang berarti 'tak berkaki'. (Sumber: Wikipedia)

Burung yang mendapat julukan burung surga itu dahulu populasinya cukup banyak di hutan Papua, namun karena terus diburu akhirnya populasinya kini menurun drastis dan sudah sulit dijumpai. Ada beberapa penyebab mengapa jenis satwa langka ini terancam punah. Penyebabnya antara lain, hutan tempat mereka berlindung dan berkembang biak mulai menyempit seiring dengan semakin meningkatnya penebangan hutan oleh perusahaan pemegang hak pengusahaan hutan (HPH). Faktor lain yang menyebabkan populasi burung Cendrawasih menurun drastis adalah sifat reproduksi hewan langka tersebut sangat lamban. Kondisi ini semakin diperburuk oleh pemburu liar.

Perburuan burung Cendrawasih sebenarnya sudah dilarang dipasaran berdasarkan surat
keputusan Menteri Kehutanan, namun karena harga burung ini cukup menggiurkan sehingga para pemburu terus mengadakan perburuan liar. Keindahannya sejak lama telah menjadi incaran komoditas usaha yang mendunia, mulai dari pemburu lokal, pemerintah kolonial Belanda, hingga pengusaha busana di Eropa Amerika dan Kanada yang memanfaatkan bulu burung tersebut.

Populasi burung cendrawasih yang terus menurun menimbulkan keinginan beberapa pihak untuk mencoba melakukan penangkaran. Salah satu yang berhasil melakukan penangkaran adalah Taman Burung dan Rimba Reptil Bali di Gianyar Bali terhadap burung cendrawasih jenis kepala merah (Paradisaea rubra) (Sumber: Antara News)

Sabtu, 09 Januari 2010

TEMUAN LANGKA..VIDEO INDUK HARIMAU DAN KEDUA ANAKNYA

Sebuah pemandangan unik yang langka berhasil direkam oleh kamera jebak (camera trap) yang dipasang oleh WWF. Dalam video tersebut terekam seekor induk Harimau sumatera dan kedua anaknya yang tengah melintas. Video ini berasal dari kawasan konservasi hutan lindung di Sumatera bagian tengah tepatnya diantara dua wilayah konservasi Suaka Margasatwa Rimbang Baling dan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di Propinsi Riau dan Jambi. Sebuah kabar gembira, karena ditengah menurunkannya populasi harimau sumatera, video ini menjadi suntikan segar bagi WWF yang selama ini berjuang menyelamatkan populasi harimau sumatera dari kepunahan. Disamping kabar gembira, video ini juga menimbulkan kekhawatiran dari WWF, menyangkut perkembangan kedua anak harimau sumatera tersebut. Akankah mereka mampu bertahan ditengah habitat yang kurang mendukung akibat dibukanya hutan oleh kegiatan industri pulp, pembalakan serta perburuan liar?